Pages

Senin, 07 Juli 2014

Belum Ada Judul

Kuberikan waktu untuk ia gauli
namun aku salah
Waktu telah merampas semua keindahan
dan dibawanya lari menjauh
Padahal, kusiapkan diri untuk menanti
hadirnya yang kuharap kembali
Sempat kuberteriak pada Tuhan
"Kembalikan ia Yaa Rabb, kembalikan"
Namun sia-sia
Tak terlihat ia mendekat,
aku pun hilang harap
Sampai pada lain waktu
kucoba rangkai harapan baru
melanjutkan persiapan diri yang sempat beku
Jika nanti kukembali kehilangan
kan tetap kusiapkan diri
untuk menghadapi masa depan
Semoga.
:Kutahu esok tak seperti hari ini

Sidoarjo, Juli 2014

Suara yang Berisi Janji

Mudah kata terucap penuh janji
terdengar sedap sering tanpa bukti
Padahal,
jangankan ucapan suara hati pun
Dia saksikan
kata janji makin indah jika berakhir bukti
suara kan terasa merdu bila nyata
bukan sekedar indah namun sumbang
Dengarkan saja semua suara janji
kemudian jadilah saksi atas tingkah mereka
Dengarkan saja, kemudian senyumlah
jika semua terbukti dan jadi nyata
jika tak sesuai harap, sabarlah
Suara janji memang merdu dan indah,
namun itu awalan yang perlu akhiran.
Sabar,
ada Sang Maha yang lebih mendengar suara janji.

Sidoarjo, Juni 2014

Ulang Tahun!? Istimewanya Apa Sih?

Hari ini, hari yang kau tunggu. Bertambah satu tahun usiamu. Bahagialah kamu.
*Teettttt* Jamrud, Selamat Ulang Tahun. (Seratus untuk regu Monyet)
Ulang tahun, menjadi perayaan tahunan bagi yang angka usianya bertambah. Tapi gak semua orang juga sih yang merayakannya. Dan bagiku, ada beberapa keanehan dalam perayaan Ulang Tahun. Apa saja? Ini jawabanku:
Pertama. Ketika angka usia bertambah, apa yang jadi kebanggaan hingga harus dirayain coba? Bangga karena mendekati kematian? Atau bangga karena makin tua? Atau ... bangga makin mendekati usia dewasa yang nantinya makin banyak hal bisa dilakukan. Misal ketika orang udah umur 18,
"Asyik, udah bebas merokok."
Udah bebas merokok jadi asyik? Darimananya? Bebas ngisap racun kah, atau bebas sibuk nyari duit untuk beli rokok? --Maaf, pemirsa. Yang nulis juga perokok pengen insaf. :)
Selain itu.
Ketika ketahuan mama sedang browsing situs xxx akan berontak,
"Mama, ini kan situs untuk 18+ jadi sekarang aku boleh dong."
Tahun lalu hal terakhir itu bersetting beda. Ketika asyik browsing xxx, pintu kamar harus dikunci dan ketika mama memanggil,
"Iya ma, aku lagi ngerjakan tugas nih."
Tutup browser, buka tugas yang sudah dikerjakan teman, kemudian membukakan pintu kamar untuk mama.
"Tuh Kan."
So, hal mana yang membanggakan untuk dirayakan?
Kedua. Terlalu hura-hura. Harusnya kan bisa lebih berhemat dan memanfaatkan materi untuk hal yang lebih bermanfaat. Bayangin, kalau pas ada yang lagi ulang tahun terus ngundang semua kerabat, berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan.
"Tapi itu kan tanda syukuran."
Syukuran dalam hal apa? Mendekati mati? Makin tua? Atau 18+? Lagian, syukuran itu kan lebih baik pada orang yang benar-benar membutuhkan, bukan dengan berbagi makanan pada orang yang mampu makan setiap hari. --Ini kata ustadz, bukan aku. Swear dah.
Ketiga. Dirayakan dengan melempari orang yang ulang tahun dengan tepung, telur, mentega, gula, dan air secukupnya. Goreng di atas kompor dengan api sedang. Kalau sudah berubah warna, angkat. Sajikan selama masih hangat. Lebih nikmat jika ditambah parutan keju di atasnya. Ups.... Dipikir temannya itu loyang kue kali ya? Segala macam bahan buat kue dilemparin sambil kejar-kejaran, dan yang ulang tahun larinya gak beneran, karena saat itu ia merasa loyang yang siap dituangin adonan. ----Edisi Anak Sekolah
Mending bahannya tadi dibuat kue terus dimakan bersama, kan enak. Hmmmmm.
"Itu kan buat seru-seruan kakak. Kakak sih gak gaul."
Akan lebih gaul kalau mau nyuci baju yang sudah siap goreng itu sendiri. Bukan malah,
"Ihh, kalian lohhh. Nanti aku dimarahin pasti."
Terus.
Dulu aku pernah ngasih kado buat teman yang lagi UlTah. Dan yang pertama kali dikomentarin oleh teman-teman adalah bungkus kadonya.
"Itu kamu pasti bungkus sendiri?" komentar teman yang perempuan.
"Iya, emang napa?" tanyaku rada heran.
"Dasar cowok, gak bisa rapi kalo bungkus kado."
Hellooo, terus karena bungkusnya gak rapi kadonya bakal dibuang gitu? Enggak juga kan. Kalaupun dibuang, akan aku ambil lagi kado itu kemudian menghampiri pembuangnya dan
"Sialan kamu ya, sok cantik banget kamu. Kadoku dibuang cuman karna bungkusnya jelek." kata-kata yang hanya terucap dalam batin. Gak berani juga kali cari ribut di pesta orang. :)

Bungkus Kado. Ini yang jadi point keempat. Sering banget aku ketemu orang yang bungkus kado sampai diulang berkali-kali, cuman karena tidak pas bentuknya. Padahal isi kadonya cuma buku ama pensil --ini isi kado zaman aku kecil dulu.
Bungkus kado dibuat semenarik mungkin, biar lebih berbeda dari yang lain katanya. Pendapat ini ada benarnya, aku yes. Tapi, yang sangat menyakitkan bagiku adalah, ketika penerima kado membuka bungkusannya tanpa pikir panjang.
"Ihh, bungkusnya keren banget, isinya apa ya?" Bungkus kado yang cantik itu akhirnya tercabik-cabik.
Pembuka kadonya gak mau tahu seberapa rumit bungkus kado itu dibuat, yang penting isinya. Bagi aku ini sangat tidak menghargai pembungkus kado. Tolong, sekaliiiii aja, ngertiin gimana susahnya bungkus kado itu. Please. Kasihan Emmak ku yang berulang kali ganti bungkusnya karena aku minta dibuatkan bungkus kado model baju muslim, harus dengan kancing sembunyi dan kudu dibordir dengan motif batik.
Hmmmmm...
Terakhir.
Bagi yang lagi ulang tahun. Selamat. Di usiamu kini, apa saja yang telah kau lakukan? Dan jika kau mendapat kado, bukalah bungkusnya sambil berusaha untuk merasakan betapa rumitnya itu dibuat. Semoga di tahun ini lebih baik dari tahun kemarin.